Search

Selasa, 05 Juni 2012

Leo Tolstoy dan Albert Camus

Leo Tolstoy dan Albert Camus


Leo Tolstoy
Jelaskan “Penangkapan Kehidupan”. Apa yang terjadi dengan Tolstoy?
Tolstoy menggambarkan hidupnya sebagai orang yang mirip dengan orang praktis (Russell). "... Apa yang harus saya lakukan dan katakan adalah satu-satunya kebenaran, bahwa hal itu perlu untuk hidup untuk mendapatkan kenyamanan terbesar untuk diri sendiri dan keluarga." Penangkapan hidup adalah tindakkan yang tampak saat seseorang tidak tahu bagaimana untuk hidup atau tidak tahu apa yang harus dilakukan atau saat hidup kehilangan makna. Orang hanya bisa bertanya mengapa harus melakukan ini? Apa yang terjadi jika saya meakukan dan tidak melakukannya? Namun, pertanyaan-pertanyaan itu hanyalah kesia-siaan karena semuanya belum ada. Akibat dari pemahamannya tentang makna kehidupan secara demikian, Tolstoy menderita krisis tengah umur. Tolstoy tidak tahu bagaimana untuk hidup dan apa yang harus dilakukan? Tolstoy tidak menemukan arti yang masuk akal untuk sebuah tindakan bahkan seluruh hidupnya.
Apa itu kebenaran?    
Ada tiga hal menurut Tolstoy yang merupakan kebenaran yaitu, upaya untuk hidup nyaman, kematian dan iman. Semua orang pasti menginginkan hidup lebih baik. Semua orang hanya akan bisa memahami hal-hal diluar kemampuannya dalam iman dan semua manusia pasti mati.
Apa pandangan Tolstoy tentang seni?
            Seni adalah perhisan hidup, hiburan dan sesuatu yang memikat atau menarik akan sesuatu (umpan hidup). Seni juga bisa berarti representasi dari realitas kehidupan. Kita bisa lihat ketika menonton film. Kita tidak terlibat dalam memainkan film tetapi melalui apa yang ditayangkan kita merasa tersapa karena apa yang ditayangkan sesuai dengan relaitas hidup kita.
 Apakah ilmu memberi arti bagi kehidupan? Apakah yang bekerja adalah manusia? Orang
rasional? Seorang filsuf?
            Ilmu memberikan banyak arti bagi kehidupan manusia. Misalnya, ilmu fisika menggambarkan relitas yang terdiri dari sejumlah pastikel dasar berkekuatan kimia. Melalui ilmu kimia partikel dasar itu kemudian berkekuatan biokimia di mana terjadi interaksi antara atom-atom yang membentuk rantai. Masih banyak juga contoh yang lain. Jadi, kehadiran ilmu pengetahuan membuat manusia mengerti akan sesuatu yang ada. Itulah arti ilmu bagi mansia.
            Kalau pertanyaannya adalah siapa yang bekerja itu sudah pasti jawabannya adalah manusia. Karena hanya manusia saja yang bisa berpikir. Manusia menggunakan rasionya untuk berpikir, menganalisa sesuatu menghasilkan sebuah ilmu. Selanjutnya, ilmu yang dihasilhan menjawab realitas yang ada di sekitar manusia yang tidak terbatas jumlahnya. Dengan demikian ilmu dapat menjelaskan kehidupan manusia serta menjelaskan alam semesta yang sangat luas ini.  Orang bisa mengukur waktu yang digunakan ke mana saja sesuai keinginan. Misalnya ke planet pluto hanya dengan 11 jam dengan melakukan perjalanan secepat cahaya matahari. Jadi, dapat pula disimpulkan bahwa yang melakukan pekerjaan itu adalah orang yang rasional. Seorang filsuf pun bisa melakukannya jika ia rasional.
Dalam hal apa orang bisa menemukan arti hidup?
            Tolstoy percaya bahwa dalam iman orang akan menemukan arti hidup. Ilmu pengetahuan tidak bisa karena selalu mengalami keterbatasan. Iman sendirian bisa membuat orang hidup dan bisa membuat orang percaya sesuatu yang tidak bisa dibuktikan. Iman yang dilihat Tolstoy dalam hubungan antara sesuatu yang terbatas dan tidak terbatas.  Iman sejati adalah yang sendiri memberi makna dan kemungkinan hidup.

Tanggapan Kritis

         Diakui bahwa Tolstoy adalah seorang pemikir hebat. Gagasannya sangat menarik untuk direfleksi lebih jauh. Namun, dalam pendapatnya tampak Tolstoy  tampil sebagai sosok yang egois. Ia hanya membenarkan pendapatnya sendiri. Memang diakui bahwa semua manusia mempunyai pendapat sendiri tentang suatu peristiwa namun belum tentu apa yang dipikirkan itu benar. Mendengarkan orang lain itu penting karena kita bisa saling berbagi kelebihan dan kekurangan. 
         Selain itu, dapat juga dilihat bahwa Tolstoy  terlalu memaksakan kemampuannya. Ia tahu bahwa sesuatu yang ada di luar kemampuannya tidak bisa dijangkau oleh akal budi. Ia tahu untuk mengatasi masalah tersebut harus menggunakan iman. Namun kenyataannya, ia sendiri tidak bisa memahami iman tersebut. Ini merupakan pelajaran berharga bagi setiap orang yang belajar bahwa ilmu itu untuk hidup, membuat hidup menjadi lebih baik bukan sebaliknya.
Albert Camus
Apa yang menjadi salah satu masalah serius Filsafat? Mengapa demikian?
            Salah satu masalah pokok dalam filsafat adalah makna hidup. Mengapa makna hidup? Kenyataan menggambarkan bahwa banyak orang yang belajar filsafat bunuh diri. Orang bunuh diri karena merasa tidak puas dengan hidup yang dialami dan pencapaian ide-ide yang mereka utarakan. Selain itu, mereka melihat bahwa tujuan dari hidup ini hanyalah kematian.
Kapan memilih kematian?
            Orang memilih kematian jika ia dihadapkan pada pengalaman yang merongrong diri dan saat menemukan diri dalam keterasingan. Anda semacam berada dalam dunia yang mustahil (absurd). Perhatikan orang di sekitar Anda. Apa yang terjadi saat merasa kehilangan jati dirinya karena perceraian, peristiwa kematian, cedera fisik, dipecat dan kehilangan minat? Tampak bahwa mereka serentak merasa kehilangan diri mereka seluruhnya. Jadi, orang memilih kematian saat merasa hidupnya tidak adil, memiliki banyak tuntutan dan ketiadaan penolong dalam hidup. Dengan kata lain, saat orang tidak memahami lagi apa makna hidup ini.
Apa itu absurditas (kemustahilan/ tidak masuk akal)? Kapan itu muncul?
            Absurditas adalah susuatu yang ada di luar kemampuan manusia atau sesuatu yang tidak bisa dijawab oleh daya nalar manusia. Dalam hal ini absurditas berarti sama dengan kemustahilan untuk mencari jawaban pada yang transenden. Absurditas muncul ketika ada pemisahan antara diri dengan dunia. Maksudnya, saat Anda merasa lebih dari apa yang Anda lakukan. Anda merasa lebih dibandingkan peluang yang disediakan oleh lingkungan Anda. Merasa bahwa hidup Anda seolah-olah bukan di atas dunia. Akibatnya Anda tidak punya pilihan nyata dan tidak punya kesempatan untuk menghasilkan sesuatu. Anda selalu nerada dalam kemungkinan terus. Karena pada dasarnya kemampuan Anda terbatas. Sehingga kita tidak bisa mencari pilihan pengganti selain kematian.
Jelaskan: pemberontakan daging dengan absurd.
            Untuk kita sadari bahwa matematika merupakan sesuatu yang kejam dalam perhitungan hidup kita. Dengan matematika kita bisa menyadari bahwa kita memiliki waktu yang terbatas untuk hidup. Menghadapi kenyataan itu daging membuat pemberontakan. Bagi daging, ia (daging) hanya menyia-nyikan waktu yang banyak namun terbatas. Bagi Camus menjadi pemberontak jauh lebih baik ketimbang menjadi seekor kerbau yang dicocok hidungnya, ia hanya menerima dan mengikuti ke mana sesuatu di luar diri membawanya pergi. Karena itu, kita tidak perlu memikirkan masa depan, bukan karena masa depan tidak baik tetapi karena masa depan hanyalah absurditas. Bahwa seorang yang sibuk dengan masa depannya adalah orang yang mengahadapi absurditas saat ini, di sini dan sekarang ini. Jadi, tidak ada yang bisa membatasi kekejaman waktu untuk membatasi hidup ini. Bagaimanapun daging tidak bisa memutarbalikkan kenyataan tersebut. Daging hanya bisa menuruti dan berjuang dalam kemustahilan.
Kapan nasib manusia mengasumsikan maknanya?
            Makna hidup tidak ditemukan di dunia sekitar kita, di dunia yang kita diami sekarang. Nasib dapat memiliki makna hidup ketika kita melepaskan diri dari dunia, berada di luar diri dan kesadaran kita. Sebab apa yang di luar diri kita adalah realitas yang tidak terduga atau irrasional.
Apa hubungan antara perbandingan dan absurditas?
            Camus melihat semua yang ada di bumi pada akhirnya adalah absurditas.  Manusia terus berusaha mempertahankan hidupnya dengan bersusah payah, namun apa yang terjadi jika ia sakit. Semuanya hanyalah kemustahilan. Jadi tidak ada sesuatu yang benar-benar pasti, semuanya selalu berada dalam kemustahilan.
Jelaskan: Hidup adalah menjaga kemustahilan hidup?
            Bagaimana pun caranya manusia tidak bisa mengendalikan alam. Jika kita tetap berusaha maka kita akan kehilangan diri kita dari dunia ini. Karena ego benar-benar beda dari dunia. Tidak ada manusia yang usahanya sampai benar-benar menemukan hasil yang pasti. Tidak ada suatu pekerjaan yang benar-benar baik karena tidak ada ukuran yang pasti untuk mengatakan itu sesuatu yang baik. Hanya dengan menghadapi kemustahilan kita bisa bertindak secara otentik, jika tidak hidup kita dikendalikan oleh orang lain. 
Apa yang dimaksud dengan mengembalikan keagungan hidup?
            Mengembalikan keagungan hidup artinya manusia menyadari keberadaan dirinya, menyadari semua kelebihan dan kekurangan dalam dirinya. Dalam aktivitas, ia tidak peduli dengan besar atau kecilnya pekerjaan tetapi bagaimana proses untuk mencapai hasil. Ketika orang berusaha memaksakan diri memahami makna hidup maka akan menemukan keaslian dirinya bahwa ia berada dalam keterbatasan.
Tanggapan Kritis
            Benar apa yang dikatakan Camus bahwa kenyataan sekarang menunjukkan bahwa banyak orang yang bunuh diri karena tidak menemukan makna hidupnya. Kita bisa lihat banyak orang yang bunuh diri karena merasa tidak puas dengan hidupnya atau karena aspirasinya tidak dipenuhi. Memang Camus hanya melihat dari segi pencapain ide atau dari segi filsafat, namun untuk sekarang penyebab orang bunuh diri tidak terbatas pada pencapaian ide. Alasan orang bunuh diri terlalu banyak. Ada yang bunuh diri karena masalah pacaran, keretakan dalam rumah tangga, kalah dalam persaingan, dan sebagainya. Anehnya juga bahwa yang bunuh diri kebanyakan dari orang muda atau usia produktif. Apa yang mau diharapkan oleh bangsa ini untuk masa depannya?
            Apabila absurditas yang dipahami oleh Camus adalah sebuah keterbatasan kemampuan manusia dalam berpikir, itu tidak dipermasalahkan. Namun, saat Camus melihat hidup sebagai absurditas, itulah saat pandangannya perlu ditinjau kembali. Jika semua yang ada, jika hidup adalah absurditas untuk apa manusia hidup? Untuk apa manusia berusaha, bekerja keras demi hidup? Itu adalah pertanyaan yang muncul. Pandangan tersebut meruhtuhkan semangat orang. Pandangan tersebut membuat kemalasan semakin meningkat dalam masyarakat. Lebih jauh lagi, pandangan tersebut membuat orang tidak berpikir lagi. Ilmu pengetahuan yang ada sama saja dengan sia-sia.
            Manusia di tempatkan di bumi ini dengan kemampuan yang ada dalam dirinya untuk berpikir, berusaha, menciptakan bumi yang indah. Memang, manusia mempunyai keterbatasan. Akan tetapi keterbatasan dalam diri manusia bukanlah akhir dari hidup manusia tetapi keterbatasan untuk menyadari keberadaan manusia itu sebagai makhluk sosial. Jadi, akan lebih baik jika pandangan Camus dipahami pada keterbatasan kemampuan manusia bukan hidup manusia seluruhnya.
Perbandingan pandangan Leo Tolstoy dan Albert Camus
            Tolstoy dan Camus sebenarnya dua filsuf yang sama-sama memiliki pandangan tentang makna hidup manusia. Keduanya sama-sama membicarakan tentang keterbatasan kemampuan manusia. Bahwa kehadiran ilmu pengetahuan tidak bisa menjawab dengan pasti segala kenyataan yang ada di bumi ini. Ilmu pengetahuan dan atau filsafat memang mencari kebenaran itu namun itu hanya pencarian yang mustahil sebab yang benar-benar pasti itu tidak ada. Sementara yang pasti adalah kematian sebab apapun dan bagaimanapun usaha manusia pada akhirnya semua manusia pasti mengalami kematian. 
            Meskipun begitu, kedua pandangan ini mempunyai perbedaan juga dalam filsafatnya. Tolstoy berhasil menemukan kebenaran sejati dengan iman. Dalam hal ini sebagaimana pandangannya bahwa kebenaran sejati dapat ditemukan dalam iman. Itu berarti refleksinya tentang hidup sudah mendalam. Berbeda dengan Camus. Camus hanya bisa mengatakan bahwa semua yang ada itu mustahil. Bahkan ia mengajarkan untuk tidak memikirkan masa depan sebab masa depan itu tidak jelas atau absurditas.  
            Dari kedua tokoh tersebut, dapat disimpulkan bahwa Tolstoy masih lebih baik dibandingkan dengan Camus. Tolstoy berhasil mengajarkan sesuatu yang berguna bagi orang lain walaupun dirinya sendiri tidak memahami pandandangannya. Di mana ia bisa mengalami krisis tengah umur. Segangkan Camus, bukannya tidak baik melainkan pandangannya merugikan banyak orang. Tidak akan menjadi masalah besar jika sebuah gagasan merugikan diri sendiri seperti Tolstoy.

Sumber:
Camus, Albert. “Each Person Gives His Own Life Meaning.”
Tolstoy, Leo. “Faith Provides Life’s Meaning.”



Tidak ada komentar: