Nilai Filsafat : Bertrand Russell
Menggambarkan “orang praktis” menurut
Russell .
Bagi
Russell orang praktis adalah orang yang hanya mementingkan hal material. Dalam
hal ini mereka tidak sibuk dengan keadaan orang lain, tidak ada kepedulian
terhadap nasib dan kebutuhan orang lain Orang praktis tertarik pada orang lain
sejauh kemampuannya untuk memberikan sesuatu pada orang tersebut dan tidak
lebih. Dapat disimpulkan bahwa mereka bersahabat dengan orang lain jika
memberikan manfaat atau berguna bagi dirinya. Dengan kata lain persahabatan utilitas.
Dalam hal berpikir, orang praktis lebih tertarik pada jawaban daripada proses
dan hasil daripada proses. Akibatnya, gagasan mereka kabur dan
sulit dipertanggungjawabkan.
Mengapa orang tidak memilih hidup sebagai
orang praktis?
Ketika melihat gambaran orang praktis pada
nonor satu, wajar kalau orang tidak memilih hidup sebagai orang praktis. Orang yang praktis tidak mengenali kebenaran
dasar tentang kehidupan sehari-hari karena cara berpikir yang tidak realistis.
Kadang apa yang nyata dan tampak tidak diakui oleh logika atau alasan
mereka. Sebagaimana dalam penjelasan di atas orang yang praktis sering tidak
melihat dunia dan orang-orang di dalamnya karena kecenderungan memperhatikan
diri sendiri.
Apa tujuan filsafat?
Pertama-tama Russell
melihat hubungan antara sains dan filsafat di masa lalu. Pada mulanya
orang bersifsafat, mencari kebenaran dari sesuatu. Dari pencarian dan penemuan
itu munculah sejumlah ilmu pengetahuan. Segera setelah pemahaman orang tentang pengetahuan
sudah jelas, orang bisa mengolah masalah apa saja dan bahkan mengubah suatu
yang mungkin menjadi tidak mungkin. Di sini tampaklah gambaran bahwa
orang-orang telah terampil. Itulah yang dinamakan peralihan dari filsafat
sebagai subyek awal ke ilmu pengetahuan atau ilmu. Jadi, filsafat bertujuan
menyediakan atau membuka jalan bagi muncul dan berkembangnya pengetahuan atau pengetahuan
yang lahir dari penyelidikan filosofis.
Dengan pertanyaan jenis apa sebuah kesepakatan
filsafat terjadi?
Apakah unsur-unsur alam semesta
memiliki kesatuan rencana dan tujuan? Apakah ada hal yang permanen dari alam
semesta? Apakah ada perkembangan tidak terbatas dalam kebijaksanaan? Apakah
baik dan jahat itu subyektif? Itu merupakan sejumlah pertanyaan yang bisa
menemukan kesepakatan filsafat. Untuk menjawab pertanyaan tersebut filsafat
memiliki divisi utama yaitu ontologi (ilmu tentang apa yang benar-benar
nyata), epistemologi (studi tentang pengetahuan, ruang lingkup dan
batas), aksiologi (studi tentang nilai-nilai), etika (studi
tentang apa yang baik) dan estetika (studi tentang apa yang indah).
Dengan demikian masalah seputar filsafat dapat ditemukan jawabannya.
Menurut Russell, mana nilai utama dari kebohongan
filsafat?
Bagi Filsafat tidak ada kepastian mutlak. Filsafat
selalu mengatakan dugaan atas sesuatu yang fakta. Terus mencari sesuatu tetapi
tidak menemukan hasil yang pasti. Filsafat hanya menambah jumlah kemungkinan
akan keberadaan sesuatu. Itulah kebohongan filsafat. Nilai utamanya adalah
kebesaran orang yang menerenungkan tentang sesuatu seperti epistemologi
kebenaran, ontologi kenyataan, etika yang baik, dan estetika yang indah.
Menggambarkan orang yang naluriah.
Orang
yang hidup menurut naluriah adalah orang yang memenjarakan dirinya sendiri.
Artinya, dalam bertindak tidak menggunakan akal budinya sebelum aksi. Dapat
dikatakan bertindak seperti binatang. Selain itu, orang naluriah juga tidak
memikirkan apa yang ada di luar kemampuannya sehingga tampak memaksakan diri
dalam melakukan sesuatu. Dengan demikian, orang yang naluriah merapuhkan
dirinya.
Apa perbedaan antara pembesaran diri dan penegasan
diri, antara diri dan bukan diri?
Pembesaran
diri adalah suatu usaha melepaskan diri
dari lingkaran naluriah. Pembesaran diri paling baik dicapai jika langsung dicari dan itui diperoleh
melalui ilmu pengetahuan dan studi. Sedangkan penegasan diri adalah usaha untuk menunjukkan keaslian diri. Bagi
Russell, untuk mendefinisikan diri
sendiri harus ada kemandirian dalam diri. Artinya, diri sendirilah yang
mengartikan diri sendiri. Jadi, sesuatu yang dikatakan orang lain tentang diri adalah bukan
diri. Dengan demikian bukan diri adalah sesuatu yang dikatakan orang lain
tentang diri.
Dunia sangat mirip dengan diri
kita.
Apa hubungan filsafat dengan dunia aksi dan keadilan? Dapatkah memberikan
contoh dari seorang individu yang begitu peduli?
Kunci untuk
pertanyaan ini adalah "kontemplasi tidak memihak." Artinya mengambil
sisi sesuai dogma, bertindak sesuai norma yang ada. Pikiran filosofis terbuka
dan tidak menghakimi. Orang seperti itu tidak mengubah pendapat demi kesenangan
orang lain atau sesuai dengan apa yang orang lain inginkan. Kepedulian
seseorang pada kehidupan orang lain menjadi kepedulian yang tidak memihak atau
berat sebelah. Hubungan antara filsafat dengan aksi dan keadilan dapat ditarik
dari pernyataan di atas bahwa filsafat membantu orang bertindak dengan baik
sesuai kebenaran sehingga tujuan akan kebahagiaan terwujud. Contoh orang
peduli, adalah orang yang mengekspresikan seluruh bakatnya dalam memperjuangkan
hidup di masyarakat. Dalam hal ini, seluruh kemampuannya digunakan demi
kepentingan masyarakat untuk tercapainya hidup yang harmonis. Contoh ini menggambarkan manusia yang sadar
akan keberadaannya sebagai makhluk sosial yang selalu ada bersama orang lain
dalam kehidupan ini. Selain itu, hal tersebut juga melukiskan bahwa manusia
menyadari bahwa sesama berarti baginya.
Sumber :
Russell, Bertrand. “The Value Of Philoshopy.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar