Leo Tolstoy dan
Albert Camus
Leo Tolstoy
Jelaskan
“Penangkapan Kehidupan”. Apa yang terjadi dengan Tolstoy?
Tolstoy menggambarkan
hidupnya sebagai orang yang mirip dengan orang praktis (Russell). "... Apa yang harus saya lakukan dan katakan adalah
satu-satunya kebenaran, bahwa hal itu perlu untuk hidup untuk mendapatkan
kenyamanan terbesar untuk diri sendiri dan keluarga." Penangkapan
hidup adalah tindakkan yang tampak saat seseorang tidak tahu bagaimana untuk
hidup atau tidak tahu apa yang harus dilakukan atau saat hidup kehilangan
makna. Orang hanya bisa bertanya mengapa harus melakukan ini? Apa yang terjadi
jika saya meakukan dan tidak melakukannya? Namun, pertanyaan-pertanyaan itu hanyalah
kesia-siaan karena semuanya belum ada. Akibat dari pemahamannya tentang makna
kehidupan secara demikian, Tolstoy menderita krisis tengah umur. Tolstoy tidak
tahu bagaimana untuk hidup dan apa yang harus dilakukan? Tolstoy tidak
menemukan arti yang masuk akal untuk sebuah tindakan bahkan seluruh hidupnya.
Apa itu kebenaran?
Ada tiga hal menurut
Tolstoy yang merupakan kebenaran yaitu, upaya untuk hidup nyaman, kematian dan iman.
Semua orang pasti menginginkan hidup lebih baik. Semua orang hanya akan bisa
memahami hal-hal diluar kemampuannya dalam iman dan semua manusia pasti mati.
Apa pandangan Tolstoy tentang seni?
Seni adalah perhisan hidup, hiburan dan
sesuatu yang memikat atau menarik akan sesuatu (umpan hidup). Seni juga bisa
berarti representasi dari realitas kehidupan. Kita bisa lihat ketika menonton
film. Kita tidak terlibat dalam memainkan film tetapi melalui apa yang ditayangkan
kita merasa tersapa karena apa yang ditayangkan sesuai dengan relaitas hidup
kita.
Apakah ilmu memberi arti bagi
kehidupan? Apakah yang bekerja adalah manusia? Orang
rasional? Seorang filsuf?
Ilmu memberikan banyak arti bagi kehidupan
manusia. Misalnya, ilmu fisika menggambarkan relitas yang terdiri dari sejumlah
pastikel dasar berkekuatan kimia. Melalui ilmu kimia partikel dasar itu
kemudian berkekuatan biokimia di mana terjadi interaksi antara atom-atom yang
membentuk rantai. Masih banyak juga contoh yang lain. Jadi, kehadiran ilmu
pengetahuan membuat manusia mengerti akan sesuatu yang ada. Itulah arti ilmu
bagi mansia.
Kalau pertanyaannya adalah siapa yang
bekerja itu sudah pasti jawabannya adalah manusia. Karena hanya manusia saja
yang bisa berpikir. Manusia menggunakan rasionya untuk berpikir, menganalisa
sesuatu menghasilkan sebuah ilmu. Selanjutnya, ilmu yang dihasilhan menjawab
realitas yang ada di sekitar manusia yang tidak terbatas jumlahnya. Dengan demikian ilmu dapat menjelaskan kehidupan manusia serta
menjelaskan alam semesta yang sangat luas ini.
Orang bisa mengukur waktu yang digunakan ke mana saja sesuai keinginan.
Misalnya ke planet pluto hanya dengan 11 jam dengan melakukan perjalanan
secepat cahaya matahari. Jadi, dapat pula disimpulkan bahwa yang melakukan
pekerjaan itu adalah orang yang rasional. Seorang filsuf pun bisa melakukannya
jika ia rasional.
Dalam hal apa
orang bisa menemukan arti hidup?
Tolstoy percaya bahwa dalam iman orang akan menemukan arti hidup. Ilmu
pengetahuan tidak bisa karena selalu mengalami keterbatasan. Iman sendirian
bisa membuat orang hidup dan bisa membuat orang percaya sesuatu yang tidak bisa
dibuktikan. Iman yang dilihat Tolstoy dalam hubungan antara sesuatu yang
terbatas dan tidak terbatas. Iman sejati adalah yang sendiri memberi makna dan kemungkinan
hidup.
Tanggapan Kritis
Diakui bahwa Tolstoy adalah seorang
pemikir hebat. Gagasannya sangat menarik untuk direfleksi lebih jauh. Namun,
dalam pendapatnya tampak Tolstoy tampil sebagai
sosok yang egois. Ia hanya membenarkan pendapatnya sendiri. Memang diakui bahwa
semua manusia mempunyai pendapat sendiri tentang suatu peristiwa namun belum
tentu apa yang dipikirkan itu benar. Mendengarkan orang lain itu penting karena
kita bisa saling berbagi kelebihan dan kekurangan.
Selain itu, dapat juga dilihat bahwa
Tolstoy terlalu memaksakan kemampuannya.
Ia tahu bahwa sesuatu yang ada di luar kemampuannya tidak bisa dijangkau oleh
akal budi. Ia tahu untuk mengatasi masalah tersebut harus menggunakan iman.
Namun kenyataannya, ia sendiri tidak bisa memahami iman tersebut. Ini merupakan
pelajaran berharga bagi setiap orang yang belajar bahwa ilmu itu untuk hidup,
membuat hidup menjadi lebih baik bukan sebaliknya.
Albert
Camus
Apa yang menjadi salah satu masalah serius
Filsafat? Mengapa demikian?
Salah satu masalah pokok dalam filsafat
adalah makna hidup. Mengapa makna hidup? Kenyataan menggambarkan bahwa banyak
orang yang belajar filsafat bunuh diri. Orang bunuh diri karena merasa tidak
puas dengan hidup yang dialami dan pencapaian ide-ide yang mereka utarakan.
Selain itu, mereka melihat bahwa tujuan dari hidup ini hanyalah kematian.
Kapan memilih kematian?
Orang memilih kematian jika ia dihadapkan
pada pengalaman yang merongrong diri dan saat menemukan diri dalam
keterasingan. Anda semacam berada dalam dunia yang mustahil (absurd).
Perhatikan orang di sekitar Anda. Apa yang terjadi saat merasa kehilangan jati
dirinya karena perceraian, peristiwa kematian, cedera fisik, dipecat dan
kehilangan minat? Tampak bahwa mereka serentak merasa kehilangan diri mereka
seluruhnya. Jadi, orang memilih kematian saat merasa hidupnya tidak adil,
memiliki banyak tuntutan dan ketiadaan penolong dalam hidup. Dengan kata lain,
saat orang tidak memahami lagi apa makna hidup ini.
Apa itu absurditas (kemustahilan/ tidak
masuk akal)? Kapan itu muncul?
Absurditas adalah susuatu yang ada di luar
kemampuan manusia atau sesuatu yang tidak bisa dijawab oleh daya nalar manusia.
Dalam hal ini absurditas berarti sama dengan kemustahilan untuk mencari jawaban
pada yang transenden. Absurditas muncul ketika ada pemisahan antara diri dengan
dunia. Maksudnya, saat Anda merasa lebih dari apa yang Anda lakukan. Anda
merasa lebih dibandingkan peluang yang disediakan oleh lingkungan Anda. Merasa
bahwa hidup Anda seolah-olah bukan di atas dunia. Akibatnya Anda tidak punya
pilihan nyata dan tidak punya kesempatan untuk menghasilkan sesuatu. Anda
selalu nerada dalam kemungkinan terus. Karena pada dasarnya kemampuan Anda
terbatas. Sehingga kita tidak bisa mencari pilihan pengganti selain kematian.
Jelaskan: pemberontakan daging dengan
absurd.
Untuk kita sadari bahwa matematika
merupakan sesuatu yang kejam dalam perhitungan hidup kita. Dengan matematika
kita bisa menyadari bahwa kita memiliki waktu yang terbatas untuk hidup.
Menghadapi kenyataan itu daging membuat pemberontakan. Bagi daging, ia (daging)
hanya menyia-nyikan waktu yang banyak namun terbatas. Bagi Camus menjadi
pemberontak jauh lebih baik ketimbang menjadi seekor kerbau yang dicocok
hidungnya, ia hanya menerima dan mengikuti ke mana sesuatu di luar diri
membawanya pergi. Karena itu, kita tidak perlu memikirkan masa depan, bukan
karena masa depan tidak baik tetapi karena masa depan hanyalah absurditas.
Bahwa seorang yang sibuk dengan masa depannya adalah orang yang mengahadapi
absurditas saat ini, di sini dan sekarang ini. Jadi, tidak ada yang bisa
membatasi kekejaman waktu untuk membatasi hidup ini. Bagaimanapun daging tidak
bisa memutarbalikkan kenyataan tersebut. Daging hanya bisa menuruti dan
berjuang dalam kemustahilan.
Kapan nasib manusia mengasumsikan
maknanya?
Makna hidup tidak ditemukan di dunia sekitar kita,
di dunia yang kita diami sekarang. Nasib dapat memiliki makna hidup ketika kita
melepaskan diri dari dunia, berada di luar diri dan kesadaran kita. Sebab apa
yang di luar diri kita adalah realitas yang tidak terduga atau irrasional.
Apa hubungan antara perbandingan dan
absurditas?
Camus melihat semua yang ada di bumi pada
akhirnya adalah absurditas. Manusia
terus berusaha mempertahankan hidupnya dengan bersusah payah, namun apa yang
terjadi jika ia sakit. Semuanya hanyalah kemustahilan. Jadi tidak ada sesuatu
yang benar-benar pasti, semuanya selalu berada dalam kemustahilan.
Jelaskan: Hidup adalah menjaga
kemustahilan hidup?
Bagaimana pun caranya manusia tidak bisa
mengendalikan alam. Jika kita tetap berusaha maka kita akan kehilangan diri
kita dari dunia ini. Karena ego benar-benar beda dari dunia. Tidak ada manusia
yang usahanya sampai benar-benar menemukan hasil yang pasti. Tidak ada suatu
pekerjaan yang benar-benar baik karena tidak ada ukuran yang pasti untuk
mengatakan itu sesuatu yang baik. Hanya dengan menghadapi kemustahilan kita
bisa bertindak secara otentik, jika tidak hidup kita dikendalikan oleh orang
lain.
Apa yang dimaksud dengan mengembalikan
keagungan hidup?
Mengembalikan
keagungan hidup artinya manusia menyadari keberadaan dirinya, menyadari semua
kelebihan dan kekurangan dalam dirinya. Dalam aktivitas, ia tidak peduli dengan
besar atau kecilnya pekerjaan tetapi bagaimana proses untuk mencapai hasil.
Ketika orang berusaha memaksakan diri memahami makna hidup maka akan menemukan
keaslian dirinya bahwa ia berada dalam keterbatasan.
Tanggapan Kritis
Benar apa yang dikatakan Camus bahwa
kenyataan sekarang menunjukkan bahwa banyak orang yang bunuh diri karena tidak
menemukan makna hidupnya. Kita bisa lihat banyak orang yang bunuh diri karena
merasa tidak puas dengan hidupnya atau karena aspirasinya tidak dipenuhi. Memang
Camus hanya melihat dari segi pencapain ide atau dari segi filsafat, namun
untuk sekarang penyebab orang bunuh diri tidak terbatas pada pencapaian ide.
Alasan orang bunuh diri terlalu banyak. Ada yang bunuh diri karena masalah
pacaran, keretakan dalam rumah tangga, kalah dalam persaingan, dan sebagainya.
Anehnya juga bahwa yang bunuh diri kebanyakan dari orang muda atau usia
produktif. Apa yang mau diharapkan oleh bangsa ini untuk masa depannya?
Apabila absurditas yang dipahami
oleh Camus adalah sebuah keterbatasan kemampuan manusia dalam berpikir, itu
tidak dipermasalahkan. Namun, saat Camus melihat hidup sebagai absurditas,
itulah saat pandangannya perlu ditinjau kembali. Jika semua yang ada, jika
hidup adalah absurditas untuk apa manusia hidup? Untuk apa manusia berusaha,
bekerja keras demi hidup? Itu adalah pertanyaan yang muncul. Pandangan tersebut
meruhtuhkan semangat orang. Pandangan tersebut membuat kemalasan semakin
meningkat dalam masyarakat. Lebih jauh lagi, pandangan tersebut membuat orang
tidak berpikir lagi. Ilmu pengetahuan yang ada sama saja dengan sia-sia.
Manusia di tempatkan di bumi ini
dengan kemampuan yang ada dalam dirinya untuk berpikir, berusaha, menciptakan
bumi yang indah. Memang, manusia mempunyai keterbatasan. Akan tetapi
keterbatasan dalam diri manusia bukanlah akhir dari hidup manusia tetapi
keterbatasan untuk menyadari keberadaan manusia itu sebagai makhluk sosial. Jadi,
akan lebih baik jika pandangan Camus dipahami pada keterbatasan kemampuan
manusia bukan hidup manusia seluruhnya.
Perbandingan pandangan Leo Tolstoy dan Albert Camus
Tolstoy dan Camus sebenarnya dua filsuf yang sama-sama memiliki
pandangan tentang makna hidup manusia. Keduanya sama-sama membicarakan tentang
keterbatasan kemampuan manusia. Bahwa kehadiran ilmu pengetahuan tidak bisa
menjawab dengan pasti segala kenyataan yang ada di bumi ini. Ilmu pengetahuan
dan atau filsafat memang mencari kebenaran itu namun itu hanya pencarian yang
mustahil sebab yang benar-benar pasti itu tidak ada. Sementara yang pasti
adalah kematian sebab apapun dan bagaimanapun usaha manusia pada akhirnya semua
manusia pasti mengalami kematian.
Meskipun begitu, kedua pandangan ini
mempunyai perbedaan juga dalam filsafatnya. Tolstoy berhasil menemukan
kebenaran sejati dengan iman. Dalam hal ini sebagaimana pandangannya bahwa
kebenaran sejati dapat ditemukan dalam iman. Itu berarti refleksinya tentang
hidup sudah mendalam. Berbeda dengan Camus. Camus hanya bisa mengatakan bahwa
semua yang ada itu mustahil. Bahkan ia mengajarkan untuk tidak memikirkan masa
depan sebab masa depan itu tidak jelas atau absurditas.
Dari kedua tokoh tersebut, dapat
disimpulkan bahwa Tolstoy masih lebih baik dibandingkan dengan Camus. Tolstoy
berhasil mengajarkan sesuatu yang berguna bagi orang lain walaupun dirinya
sendiri tidak memahami pandandangannya. Di mana ia bisa mengalami krisis tengah
umur. Segangkan Camus, bukannya tidak baik melainkan pandangannya merugikan
banyak orang. Tidak akan menjadi masalah besar jika sebuah gagasan merugikan
diri sendiri seperti Tolstoy.
Sumber:
Camus, Albert. “Each Person Gives His Own
Life Meaning.”
Tolstoy, Leo. “Faith Provides Life’s
Meaning.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar