Search

Kamis, 07 Juni 2012

Observan


Berdirinya Observan

Pengantar

Reformasi terjadi dalam Ordo Fransiskan terutama pada abad 14-15.[i] situasi yang terbesar adalah munculnya dua cabang besar dalam tubuh Ordo Fratrum Minorum (OFM) yaitu Observant dan Convebtual. Alasan utama munculnya perpecahan tersebut adalah hadirnya sosok atau pribadi tertentu dalam ordo yang ingin menjaga kemurnian Anggaran Dasar sebagaimana ditetapkan oleh St. Fransiskus Asisi.
            Dalam tulisan ini penulis menjelaskan bagaimana sejarah awal berdirinya Observan. Observan yang merupakan salah satu cabang dari perpisahan ordo. Juga dipaparkan bagaimana pengaruh pihak gereja, dalam hal ini kepausan dalam mensahkan perubahan dan perkembangan dalam ordo.
Berdirinya Observan
1. Periode 1334-1355
Seorang Ordo Fransiskan Conventual bernama Yohanes de Valde murid dari Angelo Clareno ingin membaharui hidup dalam persaudaraan. Niatnya terlaksana tahun 1334 ketika ia bersama kempat sahabatnya mendapat izin dari Minister General persaudaraan Conventual untuk hidup lebih ketat sesuai Anggaran Dasar dalam semangat kemiskinan, kerendahan hati dan kesederhanaan.[ii] Kemudian ia membangun sebuah komunitas pertapaan kecil di Brugliano perbatasan Umbria dan Marches.[iii] Brugliano merupakan tempat yang tidak ramah. Selain karena letaknya di sebuah dataran tinggi dengan ketinggian mencapai 2000 kaki, jumlah penduduk dan persediaan makanan juga terbatas. Keadaan tempat itu sangat menyenangkan bagi Yohanes de Valde tetapi mungkin sulit bagi orang lain.  
 Isu keberadaan kelompok kecil itu dengan cepat sampai ke kepausan. Paus merasa ragu dengan keberadaan Yohanes de Valde dengan anggapan bahwa mungkin mereka hanyalah bagian dari bidaah yang harus dihancurkan. Karena itu, tahun 1343 Paus Klemens VII menulis surat kepada Minister General untuk memberitahukan bahwa kepausan telah mengetahui keberadaan beberapa saudara dalam persaudaraan yang ingin menjaga keutuhan Anggaran Dasar. Keberadaan mereka jelas memunculkan gangguan dalam tubuh ordo dan Minister General harus paham bahwa tidak ada previlese untuk cara hidup baru itu.
Semangat anggota komunitas kecil itu tidak pernah luntur, mereka terus membangun kehidupan komunitas dengan bekerja keras. Pengaruh dari cara hidup mereka juga melampaui dinding pertapaan dan dirasakan oleh warga sekitar. Berdasarkan situasi yang sangat mendukung itu, Yohanes de Valde tahun 1350 berani mendekati paus.  Ia meminta ijin pengambilalihan pengelolaan empat pertapaan kecil Fransiskan yaitu Carceri dekat Asisi, La Romita dekat Porceria, Monteluce di bukit Spoleto dan Giano antara pegunungan bagian  barat Clitumnus.[iv] Permohonan tersebut dikabulkan. Pandangan Paus Klemens VII berbalik arah, awalnya ia merasa ragu tetapi kini justru merasa penting akan adanya cara hidup baru di pertapaan sebagaimana telah di mulai oleh Yohanes de Valde. Paus bahkan memberikan jaminan keamanan bahwa pemimpin ordo tidak akan mengganggu kehidupan mereka. Mereka juga diperbolehkan menerima anggota baru (novis). Pengabulan itu pun termuat dalam bula resmi yang disebut Gentile.
Pemberian previlese itu menjadi berita buruk bagi persaudaraan Conventual. Kecaman dan penolakan dari para saudara pun tidak terbendung. Bagi anggota persaudaraan, biarawan yang meminta previlese itu tidak lebih baik dari pemberontak yang tidak mentaati atasan mereka. Minister juga merasa bahwa selain cara hidup mereka yang menekankan spiritualitas awal, jubah mereka pun tidak sesuai dengan lazimnya yang dipakai oleh para saudara. Untuk menyelesaikan masalah keberadaan Yohanes de Valde dan saudara-saudaranya,  dalam Kapitel Umum tahun 1354 tema tentang hal itu dibicarkan secara khusus.  
Kapitel memutuskan bahwa setiap orang yang ingin memisahkan diri dari ordo harus ditiadakan. Dalam arti komunitas kecil yang telah dibangun oleh Yohanes de Valde bersama saudara-saudaranya dibubarkan. William Farinier selaku Minister General persaudaraan pun ingin menguji kesetiaan dari "biarawan yang memilih hidup ketat" dengan meminta mereka untuk siap menerima statuta-statuta baru dan berusaha melaksanakannya. Perlu diketahui juga bahwa seturut bulla Gentile, Yohanes dan teman-temannya tidak terikat oleh statuta 1354. Akibatnya  mereka dituduh sebagai bidah.
Dalam suatu dialog, Minister General, Kardinal Albornoz dan para wakil kepausan membicarakan kembali kehidupan saudara-saudara di komunitas pertapaan Brugliano. Hasil pembicaraan mereka menetapkan bahwa kelompok kecil ini tidak sesat dan mereka hanyalah persekutuan beberapa orang yang ingin kembali ke semangat awal seturut Anggaran Dasar serta hidup bebas di komunitas mereka. Berita hasil pertemuan itu sampai di kepausan. Paus Innocentius IV mengetahui bahwa  pemberian previlese kepada kelompok tertentu merupakan bahaya besar dalam tubuh Ordo Fransiskan. Oleh karena itu, pada 18 agustus 1355 Paus Innocentius IV mencabut semua previlese dan kebebasan yang telah diberikan kepada Yohanes de Valde dan saudara-saudaranya oleh pendahulunya. Ditegaskan pula bahwa sekarang Yohanes harus berada di bawah yurisdiksi langsung dari Minister General. Dengan demikian gerakan pembaharuan yang dimulai oleh Yohanes de Valde berakhir.
2. Periode 1355-1390
Tokoh sentral dalam periode ini adalah Paul atau Pauluccio de Trinci. Ia dilahirkan dalam sebuah keluarga kenamaan di kota Foligno tahun 1309. Pada usia 14 tahun ia masuk Ordo Saudara Dina di Foligno. Dalam biara ia lebih banyak menghabiskan waktu dengan berdoa dan devosi dan mempraktikkan askese serta hidup dalam kesederhanaan. Cara hidup Paul tersebut bernilai negatif di mata saudara-saudara muda dalam persaudaraan karena tidak mendatangkan kebahagiaan. Masyarakat juga ikut mengkritik cara hidupnya. Akibatnya, Paul pun dimasukkan dalam penjara biara.
Ayahnya mengetahui situasi yang dialami anaknya. Setelah satu tahun mengalami hukuman sangat berat sang ayah datang dan membawanya pergi. Untuk mewujudkan semangatna yang berkobar-kobar menjadi seorang pertapa, Paul menghabiskan beberapa bulan hidupnya sebagai seorang pertapa di rumah ayahnya. Letaknya di menara sebuah kebun ayahnya. Di tempat itu ia mengabdikan dirinya untuk berdoa semoga persaudaraan bisa menerima reformasi atau pembaharuan dalam biara.
Tahun 1355 ketika Paul berusia 46 tahun, ia ingin  mengunjungi biara yang pernah dihuninya dan kini sedang mengalami kemunduran besar di Foligno. Di biara tersebut ia mengabdikan dirinya untuk tugas yang paling rendah. Namun, ia masih bersikeras untuk adanya suatu perubahan dalam ordo. Sayangnya, sampai saat itu belum ada seorang saudara pun yang mendukung dia.
Segala niat baik pasti ada jalan keluarnya. Perkataan tersebut sangat tepat disisipkan dalam usaha Paul de Trinci. Tahun 1367 seorang Minister General yang baru terpilih bernama Thomas dari Frignano memberikan dukungan bagi cita-cita Paul. Minister General dalam dialognya dengan salah satu Keluarga Trinci mengatakan bahwa ia telah melihat Paul dan mendengar keinginannya. Karena itu, Paul diizinkan untuk kembali ke Brugliano dan menghidupkan kembali cara hidup dalam kemiskinan dan kesederhanaan. Tentu, dengan senang hati Paul menerima keputusan itu dan ia kembali ke Brugliano tahun 1368. Kembalinya Paul ke Brugliano merupakan situasi awal tumbuhnya kelompok Observan.[v]
Beberapa tahun awal cara hidupnya tidak mendapat simpati dari banyak orang sekitar. Ia hidup sendirian, bekerja keras dan disiplin diri yang tinggi. Lama-kelamaan cara hidup Paul justru menjadi trend di masanya. Banyak orang dari daerah sekitar Brugliano yang menggabungkan diri dan mengikuti cara hidup yang ditunjukkan Paul. Kehidupan komunitas kecil pun mulai ditata kembali. Mereka menjadi kelompok yang kuat dan menamakan diri saudara-saudara dari keluarga ketaatan. Di antara mereka yang bergabung ada Yohanes dari Stroncone dan Agnolo dari Monte Leone. Keduanya merupakan orang terdekat dengan paul de Trinci.
Ciri khas cara hidup mereka adalah berpuasa secara ketat, bahkan tidak makan atau makan roti saja dengan air, tumbuhan-tumbuhan dan buah-buahan hutan. Di sekitar pertapaan ada banyak katak dan ular dan batuan yang tajam. Dalam pelayanan, mereka tidak memakai alas kaki atau memakai sepatu kayu. Mereka selalu mengutamakan kebahagiaan atau ketenangan dalam pelayanan dan hidup. Dengan demikian mereka dijuluki Observan Zoccolanti (saudara-saudara yang bahagia).
Dalam perkembangan selanjutnya, beberapa orang dari Conventul pindah ke Observan dan menjadikan Paul de Trinci sebagai pemimpin mereka. Keberhasilan itu semakin kokoh ketika mendapat dukungan dari Paus Gregorius XI tahun 1373 dengan memberikan Observan 10 biara kecil. Itu termasuk tiga dari empat yag asli yaitu Carceri, La Romota dan Giano. Tiga lagi di Scarzola, Montegiove, dan Stroncone dan tiga di lembah Rieti yaitu Greccio, Fonte Colombo dan Poggio Bustone.[vi] Biara tersebut dikhususkan bagi mereka yang tertarik dengan cara hidup observan.  
Kenyataannya Observen telah berkembang dengan pesat tetapi tetap saja ada pejabat gereja yang meragukan keberadaan mereka. Menghadapi ancaman yang tidak ada hentinya itu, Paul tahun 1374 datang ke Perugia untuk mengalahkan kelompok bidaah Fraticelli. Ia menang dan sekaligus juga menang atas Minister Provinsi Umbria. Keraguan akan keberadaan mereka pun hilang bahkan Minister Provinsi Umbria memberi Paul dua biara. Satu di Monteluce dan lainnya di dekat Perugia  di mana saudara Egidius hidup untuk beberapa tahun di sana.
Minister General baru Leonard de Giffoni mengangkat Paul menjadi Gardian atas 12 biara Observan dan memberikan hak tertentu untuk mengurusi biara-biara tersebut. Ia juga memperoleh tambahan rumah; tahun 1384 memperoleh rumah di Farneto dan dua di Marches dari Ancona Montefalcone dan Massa, juga San Damiano pada tahun yang sama. Sehingga tahun 1389 jumlah biara 21 yang berada di provinsi Umbria, Roma  dan Marches. Kemudian di tahun 1390 mereka membangun satu rumah di Tuscany. Di tahun yang sama Paul mengirim dua muridnya ke Florence untuk berkotbah dan mempromosikan cara hidup mereka. Kotbah mereka mampu meyakinkan seorang warga negara Firenze. Tidak hanya itu, mereka juga mendapatkan tempat di sebuah puncak bukit milik biarawati Agustinian yang banyak santai dalam kedisiplinan. Setelah mengadakan negosiasi, biarawati-biarawati tersebut pindah dan di tempat itu di didirikan biara observan.
Kebutuhan umat akan kehadiran mereka, pencerahan dari mereka atau pewartaan Kristus dari mereka sangat tinggi. Karena itu, banyak sahabat dan saudara membujuk Paul de Trinci agar memindahkan tempat tinggal mereka ke kota. Tujuannya agar pelayan sedikit lebih mudah. Namun, Paul sendiri tidak mau meninggalkan Brugliano. Brugliano dengan segala kesulitan di dalamnya merupakan tempat yang sangat dia cintai dan tempat yang dekat di hatinya. Saat dia sudah tua dan hampir buta total barulah ia setuju meninggalkan pertapaannya.
Melihat kondisinya yang sudah tidak kuat lagi untuk berjalan, seorang temannya datang menjemput dia dengan seekor kuda. Akan tetapi, Paul menolak dan ingin berjalan kaki dengan sebuah tongkat di tangan sepanjang 20 mil ke Foligno. Sebelum meninggalkan pertapaannya yang lusuh, Paul mengucapkan selamat tinggal, menggelilinginya dan mencium batu di petapaan itu dengan kasih sayang. Dalam perjalanan ia didampingi oleh seorang saudara dan di sepanjang jalan mereka menyanyikan Te Deum.
Di Foligno dia hidup di sebuah rumah biara. Ia menghabiskan waktunya untuk berdoa dan pengajaran. Dia juga sering mengunjungi makam Santa Angela dari Foligno dan sesekali ke Asisi untuk menghormati St. Fransiskus. Dia meninggal pada 14 September 1390. Yohanes dari Stroncone diangkat sebagai penggantinya. Yohanes adalah seorang yang sangat dekat dengan Paul selama masih berkarya.
Penutup
            Observan muncul karena kebutuhan akan adanya pembaharuan dalam ordo yaitu pembaharuan untuk kembali ke semangat awal seturut Anggaran Dasar. Dari situ pula secara tidak langsung  mengatakan bahwa pembaharuan terjadi karena dalam ordo terjadi kepincangan. Dalam hal ini semangat doa dan kontemplasi mengalami kemunduran dalam diri para saudara. Hal ini tampak jelas dalam usaha pembaharuan yang dilakukan oleh Yohanes de Valde dan Pual de Trinci untuk membentuk kelompok Observan. Hal yang penting juga adalah peran tahta suci atau paus dalam mensahkan atau membubarkan sebuah pergerakan.  Hal itu juga tidak terlepas dari ciri khas Ordo Fransiskan yang taat kepada gereja.
            Dari semua pembahasan di atas dapat disimpulkan bagaimana ciri khas dari kelompok Observan. Hal yang utama adalah mereka memiliki komiten untuk menghayati Anggaran Dasar secara ketat. Di samping itu mereka juga sangat sederhana dalam pemakaian uang dan penampilan, lebih memilih tempat yang terpencil untuk membangun biara dan membentuk kelompok-kelompok kecil untuk menjamin kehidupan doa dan kontemplasi. Dalam perkembangan selanjutnya (periode setelah Paul de Trinci), khusunya zaman tokoh-tokoh terkenal seperti Yohanes Capertrano, Bernardus dari Siena, dan lain-lain, kelompok Observan juga dikenal dengan tidak berpendidikan. Alasannya karena sebagian mereka adalah Fransiskan otentik.
Daftar Pustaka
Moorman,Jhon.  A History of The Franciscan Order. London: Oxford, 1968.


[i] Jhon Moorman, A History of The Franciscan Order (London: Oxford, 1968), p. 369.
[ii] Ibid.
[iii] Ibid.
[iv] Ibid., p.370
[v] Ibid., p.372.
[vi] Ibid.

Tidak ada komentar: