Berdirinya Observan
Pengantar
Reformasi terjadi dalam Ordo Fransiskan
terutama pada abad 14-15.[i] situasi yang terbesar adalah
munculnya dua cabang besar dalam tubuh Ordo Fratrum Minorum (OFM) yaitu
Observant dan Convebtual. Alasan utama munculnya perpecahan tersebut adalah
hadirnya sosok atau pribadi tertentu dalam ordo yang ingin menjaga kemurnian Anggaran
Dasar sebagaimana ditetapkan oleh St. Fransiskus Asisi.
Dalam
tulisan ini penulis menjelaskan bagaimana sejarah awal berdirinya Observan.
Observan yang merupakan salah satu cabang dari perpisahan ordo. Juga dipaparkan
bagaimana pengaruh pihak gereja, dalam hal ini kepausan dalam mensahkan
perubahan dan perkembangan dalam ordo.
Berdirinya Observan
1. Periode 1334-1355
Seorang Ordo Fransiskan Conventual bernama
Yohanes de Valde murid dari Angelo Clareno ingin membaharui hidup dalam
persaudaraan. Niatnya terlaksana tahun 1334 ketika ia bersama kempat sahabatnya
mendapat izin dari Minister General persaudaraan Conventual untuk hidup lebih
ketat sesuai Anggaran Dasar dalam semangat kemiskinan, kerendahan hati dan
kesederhanaan.[ii] Kemudian ia membangun sebuah komunitas
pertapaan kecil di Brugliano perbatasan Umbria dan Marches.[iii] Brugliano merupakan tempat yang tidak ramah. Selain karena letaknya di
sebuah dataran tinggi dengan ketinggian mencapai 2000 kaki, jumlah penduduk dan
persediaan makanan juga terbatas. Keadaan tempat itu sangat menyenangkan bagi
Yohanes de Valde tetapi mungkin sulit bagi orang lain.
Isu keberadaan kelompok kecil itu dengan
cepat sampai ke kepausan. Paus merasa ragu dengan keberadaan Yohanes de Valde
dengan anggapan bahwa mungkin mereka hanyalah bagian dari bidaah yang harus
dihancurkan. Karena itu, tahun 1343 Paus Klemens VII menulis surat kepada
Minister General untuk memberitahukan bahwa kepausan telah mengetahui
keberadaan beberapa saudara dalam persaudaraan yang ingin menjaga keutuhan
Anggaran Dasar. Keberadaan mereka jelas memunculkan gangguan dalam tubuh ordo
dan Minister General harus paham bahwa tidak ada previlese untuk cara hidup
baru itu.
Semangat anggota komunitas kecil itu tidak
pernah luntur, mereka terus membangun kehidupan komunitas dengan bekerja keras.
Pengaruh dari cara hidup mereka juga melampaui dinding pertapaan dan dirasakan
oleh warga sekitar. Berdasarkan
situasi yang sangat mendukung itu, Yohanes de Valde tahun 1350 berani mendekati
paus. Ia meminta ijin pengambilalihan
pengelolaan empat pertapaan kecil Fransiskan yaitu Carceri dekat Asisi, La
Romita dekat Porceria, Monteluce di bukit Spoleto dan Giano antara pegunungan
bagian barat Clitumnus.[iv] Permohonan tersebut dikabulkan. Pandangan Paus
Klemens VII berbalik arah, awalnya ia merasa ragu tetapi kini justru merasa
penting akan adanya cara hidup baru di pertapaan sebagaimana telah di mulai
oleh Yohanes de Valde. Paus bahkan memberikan jaminan keamanan bahwa pemimpin
ordo tidak akan mengganggu kehidupan mereka. Mereka juga diperbolehkan menerima
anggota baru (novis). Pengabulan itu pun termuat dalam bula resmi yang disebut Gentile.
Pemberian previlese itu menjadi berita buruk
bagi persaudaraan Conventual. Kecaman dan penolakan dari para saudara pun tidak terbendung. Bagi anggota
persaudaraan, biarawan yang meminta previlese itu tidak lebih baik dari
pemberontak yang tidak mentaati atasan mereka. Minister juga merasa bahwa
selain cara hidup mereka yang menekankan spiritualitas awal, jubah mereka pun
tidak sesuai dengan lazimnya yang dipakai oleh para saudara. Untuk
menyelesaikan masalah keberadaan Yohanes de Valde dan saudara-saudaranya, dalam Kapitel Umum tahun 1354 tema tentang hal
itu dibicarkan secara khusus.
Kapitel memutuskan bahwa setiap orang yang
ingin memisahkan diri dari ordo harus ditiadakan. Dalam arti komunitas kecil
yang telah dibangun oleh Yohanes de Valde bersama saudara-saudaranya
dibubarkan. William Farinier selaku Minister General persaudaraan pun ingin
menguji kesetiaan dari "biarawan yang memilih hidup ketat" dengan
meminta mereka untuk siap menerima statuta-statuta baru dan berusaha
melaksanakannya. Perlu diketahui
juga bahwa seturut bulla Gentile, Yohanes dan teman-temannya tidak
terikat oleh statuta 1354. Akibatnya mereka dituduh sebagai
bidah.
Dalam suatu dialog, Minister General,
Kardinal Albornoz dan para wakil kepausan membicarakan kembali kehidupan
saudara-saudara di komunitas pertapaan Brugliano. Hasil pembicaraan mereka menetapkan
bahwa kelompok kecil ini tidak sesat dan mereka hanyalah persekutuan beberapa
orang yang ingin kembali ke semangat awal seturut Anggaran Dasar serta hidup
bebas di komunitas mereka. Berita hasil pertemuan itu sampai di kepausan. Paus
Innocentius IV mengetahui bahwa
pemberian previlese kepada kelompok tertentu merupakan bahaya besar
dalam tubuh Ordo Fransiskan. Oleh karena itu, pada 18 agustus 1355
Paus Innocentius IV mencabut semua previlese dan kebebasan yang telah diberikan
kepada Yohanes de Valde dan saudara-saudaranya oleh pendahulunya. Ditegaskan pula bahwa sekarang Yohanes harus
berada di bawah yurisdiksi langsung dari Minister General. Dengan demikian
gerakan pembaharuan yang dimulai oleh Yohanes de Valde berakhir.
2. Periode 1355-1390
Tokoh sentral dalam periode ini adalah Paul
atau Pauluccio de Trinci. Ia dilahirkan dalam sebuah keluarga kenamaan di kota
Foligno tahun 1309. Pada usia 14
tahun ia masuk Ordo Saudara Dina di Foligno. Dalam biara ia lebih banyak
menghabiskan waktu dengan berdoa dan devosi dan mempraktikkan askese serta
hidup dalam kesederhanaan. Cara hidup Paul tersebut bernilai negatif di mata saudara-saudara
muda dalam persaudaraan karena tidak mendatangkan kebahagiaan. Masyarakat juga ikut
mengkritik cara hidupnya. Akibatnya, Paul pun dimasukkan dalam penjara biara.
Ayahnya mengetahui situasi yang dialami
anaknya. Setelah satu tahun mengalami hukuman sangat berat sang ayah datang dan
membawanya pergi. Untuk mewujudkan semangatna yang berkobar-kobar menjadi
seorang pertapa, Paul menghabiskan beberapa bulan hidupnya sebagai seorang
pertapa di rumah ayahnya. Letaknya di menara sebuah kebun ayahnya. Di tempat
itu ia mengabdikan dirinya untuk berdoa semoga persaudaraan bisa menerima
reformasi atau pembaharuan dalam biara.
Tahun 1355 ketika Paul berusia 46 tahun, ia
ingin mengunjungi biara yang pernah
dihuninya dan kini sedang mengalami kemunduran besar di Foligno. Di biara tersebut ia mengabdikan dirinya
untuk tugas yang paling rendah. Namun, ia masih bersikeras untuk adanya suatu
perubahan dalam ordo. Sayangnya, sampai saat itu belum ada seorang saudara pun
yang mendukung dia.
Segala niat baik pasti ada jalan keluarnya. Perkataan tersebut sangat tepat disisipkan
dalam usaha Paul de Trinci. Tahun 1367 seorang Minister General yang baru
terpilih bernama Thomas dari Frignano memberikan dukungan bagi cita-cita Paul.
Minister General dalam dialognya dengan salah satu Keluarga Trinci mengatakan
bahwa ia telah melihat Paul dan mendengar keinginannya. Karena itu, Paul
diizinkan untuk kembali ke Brugliano dan menghidupkan kembali cara hidup dalam kemiskinan
dan kesederhanaan. Tentu, dengan senang hati Paul menerima keputusan itu dan ia
kembali ke Brugliano tahun 1368. Kembalinya Paul ke Brugliano merupakan situasi
awal tumbuhnya kelompok Observan.[v]
Beberapa tahun awal cara hidupnya tidak
mendapat simpati dari banyak orang sekitar. Ia hidup sendirian, bekerja keras
dan disiplin diri yang tinggi. Lama-kelamaan cara hidup Paul justru menjadi trend di masanya. Banyak orang dari
daerah sekitar Brugliano yang menggabungkan diri dan mengikuti cara hidup yang
ditunjukkan Paul. Kehidupan komunitas kecil pun mulai ditata kembali. Mereka
menjadi kelompok yang kuat dan menamakan diri saudara-saudara dari keluarga
ketaatan. Di antara mereka
yang bergabung ada Yohanes dari Stroncone dan Agnolo dari Monte Leone. Keduanya
merupakan orang terdekat dengan paul de Trinci.
Ciri khas cara hidup mereka adalah berpuasa
secara ketat, bahkan tidak makan atau makan roti saja dengan air,
tumbuhan-tumbuhan dan buah-buahan hutan. Di sekitar pertapaan ada banyak katak
dan ular dan batuan yang tajam. Dalam pelayanan, mereka tidak memakai alas kaki atau memakai sepatu kayu. Mereka
selalu mengutamakan kebahagiaan atau ketenangan dalam pelayanan dan hidup. Dengan
demikian mereka dijuluki Observan Zoccolanti
(saudara-saudara yang bahagia).
Dalam perkembangan selanjutnya, beberapa
orang dari Conventul pindah ke Observan dan menjadikan Paul de Trinci sebagai
pemimpin mereka. Keberhasilan itu semakin kokoh ketika mendapat dukungan dari
Paus Gregorius XI tahun 1373 dengan memberikan Observan 10 biara kecil. Itu termasuk tiga dari empat yag asli yaitu
Carceri, La Romota dan Giano. Tiga lagi di Scarzola, Montegiove, dan Stroncone
dan tiga di lembah Rieti yaitu Greccio, Fonte Colombo dan Poggio Bustone.[vi] Biara
tersebut dikhususkan bagi mereka yang tertarik dengan cara hidup observan.
Kenyataannya Observen telah berkembang dengan
pesat tetapi tetap saja ada pejabat gereja yang meragukan keberadaan mereka.
Menghadapi ancaman yang tidak ada hentinya itu, Paul tahun 1374 datang ke
Perugia untuk mengalahkan kelompok bidaah Fraticelli. Ia menang dan sekaligus
juga menang atas Minister Provinsi Umbria. Keraguan akan keberadaan mereka pun
hilang bahkan Minister Provinsi Umbria memberi Paul dua biara. Satu di Monteluce
dan lainnya di dekat Perugia di mana
saudara Egidius hidup untuk beberapa tahun di sana.
Minister General baru Leonard de Giffoni mengangkat
Paul menjadi Gardian atas 12 biara Observan dan memberikan hak tertentu untuk
mengurusi biara-biara tersebut. Ia juga memperoleh tambahan rumah; tahun 1384
memperoleh rumah di Farneto dan dua di Marches dari Ancona Montefalcone dan
Massa, juga San Damiano pada tahun yang sama. Sehingga tahun 1389 jumlah biara
21 yang berada di provinsi Umbria, Roma
dan Marches. Kemudian di tahun 1390 mereka membangun satu rumah di
Tuscany. Di tahun yang sama Paul mengirim dua muridnya ke Florence untuk
berkotbah dan mempromosikan cara hidup mereka. Kotbah mereka mampu meyakinkan
seorang warga negara Firenze. Tidak hanya itu, mereka juga mendapatkan tempat
di sebuah puncak bukit milik
biarawati Agustinian yang banyak santai dalam kedisiplinan. Setelah mengadakan
negosiasi, biarawati-biarawati tersebut pindah dan di tempat itu di didirikan biara
observan.
Kebutuhan umat akan kehadiran mereka,
pencerahan dari mereka atau pewartaan Kristus dari mereka sangat tinggi. Karena
itu, banyak sahabat dan saudara membujuk Paul de Trinci agar memindahkan tempat
tinggal mereka ke kota. Tujuannya agar pelayan sedikit lebih mudah. Namun, Paul
sendiri tidak mau meninggalkan Brugliano. Brugliano dengan segala kesulitan di
dalamnya merupakan tempat yang sangat dia cintai dan tempat yang dekat di
hatinya. Saat dia sudah tua dan hampir buta total barulah ia setuju
meninggalkan pertapaannya.
Melihat kondisinya yang sudah tidak kuat lagi
untuk berjalan, seorang temannya datang menjemput dia dengan seekor kuda. Akan
tetapi, Paul menolak dan ingin berjalan kaki dengan sebuah tongkat di tangan sepanjang
20 mil ke Foligno. Sebelum meninggalkan pertapaannya yang lusuh, Paul
mengucapkan selamat tinggal, menggelilinginya dan mencium batu di petapaan itu dengan
kasih sayang. Dalam perjalanan ia didampingi oleh seorang saudara dan di
sepanjang jalan mereka menyanyikan Te
Deum.
Di Foligno dia hidup di sebuah rumah biara. Ia
menghabiskan waktunya untuk berdoa dan pengajaran. Dia juga sering mengunjungi
makam Santa Angela dari Foligno dan sesekali ke Asisi untuk menghormati St.
Fransiskus. Dia meninggal pada 14 September 1390. Yohanes dari Stroncone
diangkat sebagai penggantinya. Yohanes adalah seorang yang sangat dekat dengan
Paul selama masih berkarya.
Penutup
Observan
muncul karena kebutuhan akan adanya pembaharuan dalam ordo yaitu pembaharuan
untuk kembali ke semangat awal seturut Anggaran Dasar. Dari situ pula secara
tidak langsung mengatakan bahwa
pembaharuan terjadi karena dalam ordo terjadi kepincangan. Dalam hal ini semangat
doa dan kontemplasi mengalami kemunduran dalam diri para saudara. Hal ini
tampak jelas dalam usaha pembaharuan yang dilakukan oleh Yohanes de Valde dan
Pual de Trinci untuk membentuk kelompok Observan. Hal yang penting juga adalah
peran tahta suci atau paus dalam mensahkan atau membubarkan sebuah
pergerakan. Hal itu juga tidak terlepas
dari ciri khas Ordo Fransiskan yang taat kepada gereja.
Dari
semua pembahasan di atas dapat disimpulkan bagaimana ciri khas dari kelompok
Observan. Hal yang utama adalah mereka memiliki komiten untuk menghayati
Anggaran Dasar secara ketat. Di samping itu mereka juga sangat sederhana dalam
pemakaian uang dan penampilan, lebih memilih tempat yang terpencil untuk
membangun biara dan membentuk kelompok-kelompok kecil untuk menjamin kehidupan
doa dan kontemplasi. Dalam perkembangan selanjutnya (periode setelah Paul de
Trinci), khusunya zaman tokoh-tokoh terkenal seperti Yohanes Capertrano,
Bernardus dari Siena, dan lain-lain, kelompok Observan juga dikenal dengan
tidak berpendidikan. Alasannya karena sebagian mereka adalah Fransiskan
otentik.
Daftar Pustaka
Moorman,Jhon. A History of The Franciscan Order.
London: Oxford, 1968.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar